Always run back to the future …..

Posts tagged “Khalifah

Banjir, Modifikasi Cuaca, Menantang Tuhan dan Sedikit Celoteh.

Banjir melanda, warga ribut.

Sudah beberapa hari Jakarta mengalami banjir. Bencana ini sudah semakin merajalela. Tiap tahun sudah pasti Jakarta langganan kena banjir. Waduk dan tanggul sudah tidak kuat lagi menampung air. Dimana-mana warga sudah mengeluh. Gimana nggak, aktivitas jadi kacau karena dimana-mana jalanan lumpuh dan sebagian harus tidur di tenda darurat dengan perlengkapan seadanya. Kalau sudah begini warga teriak-teriak kepada Pemerintah, menuntut agar ada solusi terhadap masalah banjir ini.

Modifikasi cuaca? Engg.

Marak sudah diberitakan dimana-mana, solusi yang di ambil sebagai pertolongan pertama dalam menanggulangi bencana banjir salah satunya adalah dengan melakukan modifikasi cuaca. Dirangkum dari berbagai sumber, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan dan mengurangi curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Untuk solusi banjir di Jakarta sendiri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan dua Teknologi Modifikasi Cuaca untuk mengatasi banjir di Ibukota. Kedua TMC itu adalah teknologi powder dengan cara menyebar garam di awan dan flair atau partikel generation. Dengan teknologi tersebut, proses pembentukan awan hujan dapat dipercepat. Sehingga, hujan akan turun sebelum sampai ke Jakarta. Sementara, dengan sistem flair atau partikel generator dilakukan pembakaran di daratan. Itu tujuannya untuk menganggu pertumbuhan awan hujan, atau istilahnya awannya dimandulkan. Saat ini Teknologi Modifikasi Cuaca memang telah menjadi salah satu solusi teknis yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi bencana yang ditimbulkan oleh karena adanya penyimpangan iklim/cuaca. Sebenarnya, Teknologi Modifikasi Cuaca bukanlah hal baru di dunia, karena teknologi ini sudah dipakai oleh lebih dari 60 negara untuk berbagai kepentingan. Di negara kitapun telah diterapkan selama beberapa tahun.

Some people said…

Ya itulah sedikit gambaran mengenai proses modifikasi cuaca. Tapi disini saya nggak mau membahas bagaimana detilnya proses modifikasi cuaca tersebut. Karena saya bukan pakarnya. Saya hanya mau menyampaikan pendapat saya mengenai pandangan beberapa orang yang menilai bahwa modifikasi cuaca ini perbuatan menantang Tuhan. Ketika berita mengenai Pemerintah yang akan menerapkan teknologi modifikasi cuaca dalam rangka mengatasi banjir yang melanda Jakarta ini mengudara, banyak komentar-komentar kemudian bermunculan. Dengan kalimat yang berbeda-beda, namun memiliki kesimpulan yang serupa yakni melakukan modifikasi cuaca sama halnya dengan perbuatan menantang Tuhan. Karena sebagian besar berpendapat hujan itu kehendak Tuhan dan hal tersebut merupakan di luar kuasa manusia.  Lebih-lebih lagi ada yang berpendapat bahwa memodifikasi cuaca sama seperti sedang mengakal-akali Tuhan.

image

image

image

Manusia menantang Tuhan? Benarkah ?

Tuhan akan selalu memberikan cobaan kepada manusia dan manusia membutuhkan usaha untuk bisa keluar dari cobaan tersebut. Sama halnya dengan modifikasi cuaca, pendapat saya, ini hanyalah salah satu usaha manusia untuk mempertahankan diri dengan menggunakan ilmu yang dikaruniakan Tuhan kepadanya. Menurut saya kenapa nggak? manusia saja pernah ditantang Allah (Tuhan) dalam surat Ar Rahman sebagai berikut :

Yang Maha Pemurah (Ar-Raĥmān):33 – Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Yang dimaksud kekuatan disini adalah ilmu dengan seizin Allah (Tuhan). Dan buktinya sekarang manusia mampu pergi ke segala penjuru bumi dengan jarak beratus kilometer dalam waktu yang singkat. Bahkan, saat ini manusia mampu menjelajah hingga ke bulan dan mars dimulai dengan menaklukan gaya gravitasi bumi. Jadi apakah ini merupakan perbuatan yang menantang Tuhan? saya rasa hanya Tuhan yang bisa menilai. Hanya mungkin yang bisa saya cermati disini, menantang itu memiliki unsur sombong dan berlebih-lebihan. Jadi apabila ilmu itu diterapkan dengan berlandaskan kesombongan dan berlebih-lebihan maka mungkin inilah yang dipandang sebagai perbuatan menantang Tuhan. Kalau mau menyadari, bagaimana mungkin manusia berhak untuk sombong dan berlebih-lebihan? padahal ilmu adalah cahaya yang datangnya dari Tuhan. Maka apabila mereka sombong dan berlebih-lebihan dalam membanggakan ilmu yang mereka kuasai maka sama saja mereka menantang Tuhan sang pemilik segala ilmu.

28 Milyar untuk modifikasi cuaca, is it worth?

Di Indonesia sulit banget deh kalau mau beraksi tapi pada akhinya duit jadi hal utama yang diperkarakan. Tentu saja ini terjadi karena maraknya kasus korupsi. Masyarakat jadi sangat sensitif kalau mendengar hal yang berhubungan dengan duit. Ujung-ujungnya langsung negative thinking , kena penyakit krisis kepercayaan karena takut dikorupsi. Akibatnya Pemerintah nggak dapat dukungan penuh dari rakyatnya. Terus kapan selesainya masalah kalau Pemerintah sama rakyatnya nggak sinergi?

Kita berapa kali sih sudah mengalami banjir kayak gini? Sering banget kan?. Harusnya dengan banyaknya pakar di segala bidang yang dimiliki bangsa Indonesia semestinya kita bisa mensimulasikan kondisi rawan banjir dan memperhatikan dampaknya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang berdasarkan pengalaman sebelumnya dan hasil prediksi kedepan. Dampak ini seharusnya bisa dikuantifikasi menjadi angka kerugian. Misalkan, kegiatan perekonomian yang jadi terganggu karena jalanan lumpuh, meningkatnya orang sakit yang disebabkan wabah penyakit pasca banjir, meningkatnya kebutuhan logistik dalam penanggulangan banjir dan kerugian-kerugian lainnya. Nah, lalu dibandingkan dengan berbagai macam solusi yang memungkinkan beserta cost yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan solusi tersebut, supaya bisa dinilai apakah cost yang dikeluarkan sepadan dengan perhitungan kerugian yang mungkin terjadi.

I have a dream a song to sing….

Saya berharap untuk kedepannya seharusnya Pemerintah punyalah planning dan perhitungan-perhitungan kayak gini yang memang sudah disertakan pada penyusunan APBD/APBN. Sehingga keputusan yang diambil bukanlah keputusan sesaat namun memang keputusan yang memperhitungkan segala resiko serta dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Atau kalau perhitungannya saat ini ada bisa dong masyarakat dijelaskan sedikit. Karena masyarakat sudah sangat cerdas menilai. Lagipula ini juga sangat penting untuk mencegah pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkan Pemerintah dengan mengadu domba dengan rakyatnya sendiri. Tentu saja dengan cara menyebarkan opini negatif mengenai tindakan Pemerintah.

Juga sebagai rakyat, janganlah main negative thinking, kita berkewajiban memberikan kepercayaan kepada Pemerintah untuk membuat kebijakan yang terbaik untuk rakyatnya.

Dan sebagai pribadi alangkah mulianya bila kita menjunjung amanah yang ditaruh di pundak kita sebagai manusia yakni menjadi khalifah yang membuat kebaikan dimuka bumi, bukan justru menjadi perusak bumi.

PS : Aku bukanlah mau jadi pesulap yang berlaga dengan elok di atas panggung, melainkan hanya ingin sedikit memuntahkan apa yang meletup-letup di labirin-labirin otakku melalui menulis. And you have your own opinion yang belum tentu sama denganku. So, bagaimana pendapatmu?